Kabar memprihatinkan kembali datang dari upaya konservasi satwa liar di Indonesia. Dua kasus besar penyelundupan sisik trenggiling berhasil diungkap oleh pihak berwenang di dua provinsi berbeda, yaitu Riau dan Sumatera Utara. Pengungkapan kasus ini menjadi bukti nyata bahwa perburuan dan perdagangan ilegal satwa dilindungi, khususnya trenggiling, masih marak terjadi dan mengancam keberlangsungan populasi hewan yang tergolong kritis ini.
Di Riau, tim gabungan dari kepolisian dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) berhasil menggagalkan upaya penyelundupan ratusan kilogram sisik trenggiling yang disembunyikan di dalam sebuah kendaraan. Sementara itu, di Sumatera Utara, operasi serupa juga berhasil mengamankan sejumlah pelaku yang kedapatan membawa karung berisi sisik trenggiling siap untuk diperdagangkan secara ilegal. Kedua kasus ini menunjukkan jaringan perdagangan ilegal satwa liar yang terorganisir dan melibatkan lintas wilayah.
Trenggiling merupakan salah satu mamalia yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal di dunia. Permintaan tinggi terhadap sisik trenggiling, yang dipercaya memiliki khasiat pengobatan tradisional, serta dagingnya yang dianggap sebagai makanan eksotis, menjadi pendorong utama perburuan liar. Padahal, trenggiling memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai pengendali hama serangga. Hilangnya trenggiling dari alam liar dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem yang serius.
Pengungkapan dua kasus penyelundupan sisik trenggiling ini patut diapresiasi sebagai langkah maju dalam penegakan hukum terhadap kejahatan lingkungan. Namun, upaya ini tidak boleh berhenti di sini. Pihak berwenang perlu meningkatkan pengawasan dan patroli di wilayah-wilayah rawan perburuan dan perdagangan satwa liar. Selain itu, kerjasama antar instansi, baik di tingkat daerah maupun nasional, sangat diperlukan untuk memberantas jaringan penyelundupan sisik trenggiling secara efektif.
Penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi trenggiling dan bahaya perdagangan ilegal satwa liar. Edukasi kepada masyarakat, terutama di wilayah yang berdekatan dengan habitat trenggiling, dapat membantu mengurangi permintaan dan partisipasi dalam aktivitas ilegal ini. Hukuman yang tegas dan memberikan efek jera bagi pelaku penyelundupan sisik trenggiling juga menjadi kunci penting dalam memberantas kejahatan ini.
